(kacamata subkhi) -- 21/11/2014.
intelektualitas identik dengan kaum terpelajar yang mampu memberi kesan dan tauladan untuk sebuah perbaikan, dewasa ini semua hanya isapan jembol belaka, tak ada cerminan tauladan dari kaum yang mengatas namakan agent of change, terlalu fokus dalam naungan politik membuat daya kritis, analis dan solutif mereka hilang, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah dan mengamati kondisi buku pelajaran. hal ini juga tidak luput dari upaya birokrasi untuk mengurangi peran aktif dari kaum intelektual dalam menjalankan perannya sebagai kontrol sosial, birokrat mengalihkan jiwa kontrol sosial mahasiswa pada fokus pendidikan dan penyelesaiannya, apa lagi dengan isu mahasiswa wajib lulus 5 tahun, hal iiu menjadikan mahasiswa lebih fokus pada pembelajaran dalam kampus dibandingkan perbaikan dan kontrol sosial.
skenario kehidupan yang sangat indah telah dibuat tuhan untuk kita semua, sayangnya karena terlalu sombongnya manusia maka skenario kehidupan itu diubah sesuai dengan akal budi mereka, karena orientasi kepentingan yang berujung pada kekuasaanlah yang menjadi dasar mereka dalam membuat skenario ini, tak ubahnya seperti anjing yang memiliki tuan tapi tak taat sama tuannya itu kondisi skenario manusia. kita dari satu dan akan kembali ke satu. sehingga jelas dan mutlak hukumnya untuk menjalankan skenario satu !!!, seperti halnya kaum intelektual yang sudah tak sesuai skenario yang sudah disepakati, mereka bergerak atas nama kepentingan dan kekuasaan bukan kebenaran, ironi memang ketika penggerak perbaikan bangsa sudah tak acuh sama kondisi bangsanya, perlu saya tekankan lagi mahasiswa, pemuda bukanlah agen perubahan tapi agen perbaikan !!!, kita tidak dituntut untuk merubah karena alangkah sayangnya ketika semua yang tertata indah itu harus diubah, sehingga sejatiya mahasiswa adalah agen perbaikan yang memberikan romansa perbaikan disetiap langkahnya, tapi ujung tombak perbaikan ini sekarang tumpul. perlu diketahui kalau intelektualitas daya perbaikan pada mahasiswa bukanlah sebuah pilihan yang harus dipilih salah satunya, semua yang berjalan indah akan kembali dengan sebuah keindahan,
Intelektualitas dan perbaikan adalah sebuah keindahan duniawi yang apabila semua dilaksanakan maka pelangi nusantara akan semakin berwarna, tidak sulit untuk membuat sebuah perbaikan peradaban sebuah bangsa, kita hanya perlu membuat dirikita dan orang lain disekitar kita tersenyum,dengan senyum indonesia akan semakin lebih baik, dewasa ini masyarakat indonesia lebih difokuskan untuk pemunuhan kebutuhan lahiriah sehingga untuk tersenyum sebagai pemenuhan kebutuhan batiniah merekapun tak sempat, aneh memang tapi itu nyata, ataupun kalau dilihat sekilas memang mereka tersenyum bahkan tertawa, tapi tawa dan senyum mereka hanya semu dan tak benar benar nyata, apalagi dengan tekanan tekanan perkembangan teknologi yang samkin hari membuat masyarakat indonesia lebih asik dengan teknologinya daripada manusia lainnya.semua ini adalah kekacauan kecil dan awal kekacauan besar.
masyarakat indonesia butuh asupan senyuman dari kaum kaum intelektual muda karena mereka adalah harapan kesuluruhan masyarakat indonesia. akan tetapi harapan itu tinggal anganan saja, semua sudah binggung tak tentu arah, mereka berjalan tak punya pedoman, semua akan ada waktu dimana kaum intelektual itu tak lagi intelek dan cenderung akan menghancurkan sendiri negaranya, dari dari kehancuran itu adalah proses kemajuan dari perbaikan peradaban, terkadang kita harus berfikir kalau apa yang kita hancurkan adalah apa yang kita bangun suatu saat nanti.
sudah cukup negeri ini hanya tinggal nama, negeri tinggal nama dengan masyarakat yang tanpa nama, tak punya arah, tak ada ranah jelas dalam prospek kemajuan kedepannya, itu semua hanya perlu satu kunci untuk mengeluarkan semua kotoran kotaran negeri tinggal nama ini, kunci itu adalah tuhan, negeri yang indah memiliki nama yang sempurna ketika semua mengenali dan melakukan semuanya dari oleh dan untuk tuhan (ALLAH).
write by : subkhi
(kacamata subkhi) -- 21/11/2014. intelektualitas identik dengan kaum terpelajar yang mampu memberi kesan dan tauladan untuk sebuah perbaika...
TINGGAL NAMA
About author: Setetes Air
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: