ABSTRAK Swasembada pangan Indonesia pada tahun 1984 dengan memproduksi beras sebanyak 25.8 ton kini kondisinya berbanding terbalik, kon...

AKSELERASI DAN AKURASI PEMUDA ISLAMI PADA PERTANIAN DI INDONESIA : OPTIMALISASI PRODUK PERTANIAN DENGAN TIGA AKSI ISLAMI

ABSTRAK

Swasembada pangan Indonesia pada tahun 1984 dengan memproduksi beras sebanyak 25.8 ton kini kondisinya berbanding terbalik, kondisi lahan pertanian yang setiap tahun berkurang 3-4% per tahun pada wilayah depok mengiondikasihkan semakin sempitnya lahan pertanian di Indonesia, tidak Cuma itu jumlah petani berkurang 1 juta petani pada 10 tahun terakhir dan yang terakhir adalah maraknya produk impor beras sampai 5.83 juta ton. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi Negara yang katanya menjadi Negara agraris. Dari sisi lain muncul fenomena bonus demografi dimana pada 2030 penduduk Indonesia di proyeksikan menjadi 300 juta dan hal ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan pangan Indonesia, telah dianalisis bahwa pada bonus demografi pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan beras. Dari keseluruhan itu upaya konkret yang mampu dilakukan oleh semua elemen utama penggerak pertanian Indonesia adalah mengoptimalan system hidroponik pada padi, menciptakan satu juta petani muda hebat, dan yang terakhir adalah aksi konsumsi produk pertanian dalam negeri untuk lebih menyejahterakan petani local dan meningkatkan nilai guna produk pertanian dalam negeri. Dengan diterapkan tiga upaya kongkret tersebut maka pertanian Indonesia dapat maju sekaligus juga mampu memenuhi kebutuhn pada era bonus demografi 2030, semua itu juga perlu ditunjang oleh beberapa elemen termasuk diantaranya pemerintah melalui regulasinya, dan mahasiswa melalui teknologi pertaniannya.

Kata kunci : akselerasi, akurasi, pertanian, kesejahteraan

PENDAHULUAN
Indonesia pernah mengalami swasembada pangan pada tahun 1984, saat itu Indonesia mampu untuk memprodusi beras sebayak 25.8 ton, dan akhirnya mendapat penghargaan dari FAO, upaya swasembada pangan sebagai wujud ketahanan pangan Indonesia akhirnya tumbang juga, saat ini terjadi hal yang kontradiktif dengan upaya swasembada, nilai Negara agraris sudah mulai berkurang hal ini ditunjukan dengan berkurangnya 1 juta petani beras pada tahun 2013 (http://www.voaindonesia.com/content/bps-jumlah-petani-di-indonesia-terus-berkurang/1949152.html), pengurangan jumlah petani juga diikuti dengan pengurangan lahan pertanian sebesar 4161 Hektar di tahun yang sama serta pengurangan produksi produk pertanian dalam negeri dan bergantinya dengan produk impor, pada periode 2005 -2009 volume impor beras masih 2.57 juta ton sedangkan pada periode 2010-2013 sudah mencapai 5.83 juta ton, semakin banyakny volume impor maka mengindikasikan volume beras dalam negeri semakin berkurang (http://pphp.pertanian.go.id/upload/pdf/Jurnal_Edisi_Apr_14_1.pdf).
Permasalahan permasalahan pertanian di Indonesia harus segera diatasi untuk menciptakan ketahanan pangan yang kuat di masa depan, pada tahun 2030 indonesia diprediksi akan mengalami fenomena bonus demografi yaitu jumlah penduduk produktif akan bertambah banya, pada tahun 2030 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan menjadi 300 juta jiwa, penambahan jumlah penduduk itu juga diikuti dengan penambahan kebutuhan beras nasional menjadi 46 juta ton beras dan hal uni diasumsikan akan terjadi kekurangan penawaran yaitu permintaan beras lebih besar dari pada penawarannya, dan hal inilah yang harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia sendiri, khususnya pemudanya karena pada tahun itu jumlah pemuda atau penduduk produktif lebih banyak (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/01/01/nhh8fk-indonesia-diprediksi-kekurangan-beras-di-2030)
Sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan beras pada tahun 2030 maka seleuruh elemen masyarakat khususnya pemuda harus dilibatkan dalam upaya ketahanan pangan nasional, upaya upaya kongkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melakukan percepatan (akselerasi) dan pengakuratan (akurasi) seluruh system pertaniannya mulai dari inputnya yaitu lahan pertaniannya, prosesnya yang melibatkan sumber daya manusia dan outputnya yang berupa produk pertanian dalam negeri, dari hal tersebut maka upaya kongkret yang bisa dilakukan adalah pengoptimalan system hidroponik untuk optimalissi lahan pertanian, gerakan satu juta tani muda hebat (gestada hebat) untuk menciptakan petani muda yang mampu mengelola pertanian Indonesia secara efektif dan efisien, dan upaya terakhir yang mampu dilakukan adalah aksi konsumsi produk sendiri (aksi PS), keseluruhan upaya itu melibatkan peran aktif dari pemuda islam sebagai motor utama yang baik secara mayoritas ataupun dominan berpengaruh pada jumlah penduduk di Indonesia.
Pentingnya solusi terhadap permasalahan pertanian di Indonesia untuk menciptakan ketahanan pangan dalam menghadapi fenomena bonus demografi pada tahun 20130 membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan membuat sebuah karya tulis ilmiah yang “Akselerasi dan Akurasi Pemuda Islami Pada Pertanian di Indonesia : Optimalisasi Produk Pertanian dengan Tiga Aksi Islami
                                                                                                                                        
METODE
            Karya tulis ilmiah ini mengunakan metode deduktif induktir dimana hal ini melihat fenomena fenomena khusus dan menarik kesimpulan secara umum dan juga melihat dalam tataran teoritis yang diimplementasikan dipangan,
Karya tulis ini mengabungkan sumber data yang khususnya dari berbagai literature dan referensi baik dari jurnal, majalah ataupun berita di internet.
            Analisis data menggunakan data sekunder saja yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber buku, majalah berita yang ada di internet, dari proses analisis data diupayakan agar muncul keakuratan data pada karya tulis ilimiah ini.

PEMBAHASAN
Pertanian di Indonesia pernah mengalami swasembada pangan pada kepemimpinan presiden Suharto di tahun 1984, pada saat itu Indonesia mampu memproduksi beras 25.8 ton dan sudah mampu mencukupi kebutuhn dalam negeri sehingga berasnya di ekspor keluar negeri, prestasi ini mendapatkan respon positif dari FAO. Pertanian Indonesia di era sekarang sangat kontradiktif dengan kondisi pada tahun 1984, ada beberapa perubahan pertanian yang mengarah pada kemunduran pertanian Indonesia, berbagai indikasi tersebut adalah luas lahan pertanian yang semakin berkurang, kunatitas dan kualitas sumber daya manusia yang semakin menurun, serta output pertanian yang berupa beras juga menurun bahkan di proyeksikan pada saat bonus demografi Indonesia akan kekurangan beras meskipun sudah melakukan impor, dari masalah itu maka penulis ingin menyelesaikannya dengan memberi solusi solusi kongkret yang mampu diterapkan oleh pemerintah dan ataupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan, diantara solusi tersebut adalah implementasi konsep hidroponik pada pertanian padi secara besar besaran, menciptakan petani hebat dari pemuda islam melalui gerakan satu juta tani muda hebat (gestada hebat), dan upaya yang terakhir adalah aksi konsumsi produk sendiri (aksi PS) dimana hal ini untuk menunjang konsumsi beras hasil petani dalam negeri ini sebagai upayta mengurangi impor dan meningkatkan kesejahteraan petani dalam negeri.

Padi Hidropinik
            Semakin berkembangnya arus industrialisasi maka kebutuhan akan lahan meningkat, dengan adanya peningkatan terhadap kebutuhan lahan untuk industrialisasi maka tidak sedikit alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan perumahan, di kota depok sendiri setiap tahunnya luas lahan pertanian berkurang 3-4 % dari total luas lahan pertanian di depok (http://properti.kompas.com/read/2011/03/07/15214950/Pembangunan.Perumahan.Gerus.Lahan.Pertanian.di.Depok).
            Dengan penurunan lahan pertanian tersebut maka ada 2 alternatif untuk menjaga kondisi lahan pertanian untuktetap mampu memproduksi padi sesuai kebutuhan masayarakat Indonesia, alternative pertama adalah melakukan realokasi lahan dari lahan perumahan dan sebagainya menjadi lahan pertanian, atau alternative kedua adalah mengunakan media lain selain tanah sehingga luas lahan pertanian di terpacu pada luas tanah saja, dan solusi alternative kedua lebih menjanjikan untuk dilakukan dari pada yang pertama.
            Pertanian di Indonesia harus menggunakan media lain dalam melakukan penanaman, salah satu system penanaman yang cocok adalah hidroponik dimana system ini memungkinkan petani menanam menggunakan media air dengan memanfatkan alat pipa, hidroponik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan (http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mendulang-laba-segar-dari-sayuran-hidroponik) meskipun hidroponik selama ini hanya diterapkan pada sayuran maka dalam proses kedepan sebaiknya  mampu dikembangkan pada tanaman padi karena melihat kebutuhan padi pada bonus demografi adalah 46 juta ton, sehingga seluruh media tanam harus dioptimalkan untuk menciptakan ketahanan pada pangan tersebut.

Gerakan Satu Juta Tani Muda Hebat (GESTADA HEBAT)
            Setelah kita memiliki solusi dalam hal input pertanian maka selanjutnya kita harus melukan upaya nyata dalam prosesnya, dimana proses itu identik dengan pengelolahnya yaitu sumber daya manusia, pada tahun 2013 dari sudut pandang kuantitas jumlah petani Indonesia semakin berkurang, pada tahun 2003 jumlah petani 14,2 juta rumah tangga sedangkan 2013 jumlah petani 14.1 juta sehingga dalam kurun waktu 10 tahun jumlah petani berkurang 1 juta. Selain dari sudut pandang kuantitas dari segi kualitas juga berkurang, Petani Indonesia masih bisa mngelola lahan pertaniannya dengan optimal, petani Indonesia masih belummampu mengoperasikan teknologi pertanian dengan baik,
            Melihat aspek kuantitas dan kualitas petani Indonesia yang mengalami permasalahan maka perlu adanya sebuah gerakan nyata, semakin berkurangnya petani dapat diatasio dengan menciptakan petani melalui gerakam sejuta petani, untuk mengatasi kualitas petani maka diselesaikan dengan petani hebat, dari kedua solusi diatas dapat kita tarik garris besar yaitu menjadikan mahasiswa pertanian sebagai kader hebat petani Indonesia, selama ini jarang mahasiswa pertanian yang ingin jadi petani, kebanyakan dari mereka bekerja di perbankan ataupun pemerintah, kalau kader mudanya saja sudah tidak respon terhadap pertanian maka jangan salahkan kalau pertanian kita terpuruk. Dari sanalah gerakan sejuta tani muda hebat diprogramkan, secara sederhana konsep gerakan ini adalah mengandenga mahasiswa pertanian yang sudah lulus, dimana mereka sudha punya dasar pertanian yang kuat dan perlu ditindak lanjuti dalam kehidupan nyata, mahasiswa pertanian yang lulus tersebut di kirim untuk belajar pertanian ke Negara yang memiliki potensi pertanian yang bagus, mereka difasilitasi baik secara moril maupun materiil, mereka senang dan Negara juga senang karena Negara punya kader pertanian hebat yang mampu memberikan kontribusi hebat bagi kemajuan pertanian di indonesia.

Aksi Konsumsi Produk Sendiri (AKSI PS)
            Setelah pembenahan pada aspek input dan proses maka pembenahan yang selanjutnya mengacu pada pembenahan outputnya, selama ini produk pertanian masoih belum mencukupi kebiutuhan dalam negeri sehingga banyak dilakukan impor produk panggan seperti beras, impor beras mengalami peningkatan, pada periode 2005-2009 impor beras 2.57 ton dan pada tahun 2010-2013 impornya naik menjadi 5.83 juta ton, kenaikan impor yang signifikan menandkan bahwa adanya penurunan produksi pertanian dalam negeri.
komitmen  untuk perbaikan input dan proses sudah dilakukan dan ketika komitmen itu sudah mengahsilkan output yang tinggi maka perlu upaya untuk mengkonsumsinya sehingga dibutuhkan aksi untuk mengkonsumsi produk sendiri, selain itu juga perlu upaya diversifikasi produk beras sehingga konsumsi beras tidak hanya untuk konsumsi makan utama saja tetapi bisa juga yang lain misalnya saja kue dari bahan baku beras, roti beras dan lain sebagainya,
Tiga upaya untuk perbaikan pertanian di Indonesia hal ini diharapkan mampu menciptakan ketahanan pangan pada era bonus demografi 2030 nanti.

PENUTUP
Simpulan
1) Kondisi pertanian di Indonesia memprihatinkan karena dari inputnya yaitu lahan pertaniannya mulai berkurang, salah satu wilayah yang lahan pertaniannya berkurang adalah depok (berkurang 3-4 % per tahun dari total luas lahan pertanian), kondisi pengelolahnya juga memburuk, jumlah petani berkurang 1 juta dalam kurun waktu 10 tahun, selain itu juga kondisi outputnya menurun, hal ini diindikasikan dengan meningkatnya impor yaitu pada perode 2010-2013 menjadi 5.83 juta ton.
2) Upaya nyata yang dapat dilakukan untuk menciptakan ketahanan pangan pada era bonus demografi adalah mmengoptimalkan system hidroponik pada pertanian padi, menciptakan petani hebat melalui gerakan satu juta tani muda hebat, serta melakukan aksi konsumsi produk sendiri

Saran
1) Mahasiswa khususnya mahasiswa pertanian sebaiknya menjadi motor utama penggerak pertanian Indonesia dengan menciptakan produk teknologi pertanian yang baru dan upaya upaya efektifitas usaha dan efisiensi biaya pada sector pertanian.
2) Pemerintah hendaknya mendorong upaya ketahanan pangan untuk menyiapkankebutuhan pangan pada era bonus demografi,


Direktorat Jenderal pengolahan dan pemasaran hasil pertanian kementerian pertanian RI.2014. Statistik Ekspor Impor Komoditas Pertanian 2001-2013. (Online), (http://pphp.pertanian.go.id/upload/pdf/Jurnal_Edisi_Apr_14_1.pdf), diakses 28 Maret 2015.
Gera, Iris. 2015. BPS: Jumlah Petani di Indonesia Terus Berkurang, (Online), (http://www.voaindonesia.com/content/bps-jumlah-petani-di-indonesia-terus-berkurang/1949152.html),diakses 28 Maret 2015.
Kristanti Ani J, Marantina. 2014. Mendulang laba segar dari sayuran hidroponik, (Online),(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mendulang-laba-segar-dari-sayuran-hidroponik),diakses 28 Maret 2015
Kusumaputra, Robert Adi. 2011. Pembangunan Perumahan Gerus Lahan Pertanian di Depok, (Online),(http://properti.kompas.com/read/2011/03/07/15214950/Pembangunan.Perumahan.Gerus.Lahan.Pertanian.di.Depok),diakses 28 Maret 2015

Rezkisar, Indira. 2015. Indonesia Diprediksi Kekurangan Beras di 2030, (Online), (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/01/01/nhh8fk-indonesia-diprediksi-kekurangan-beras-di-2030),diakses 28 Maret 2015


format word dapat didownload disini

0 komentar: