Pada tahun 2012, presiden Konfederasi serikat pekerja
indonesia (KSPI) Ir.H. Said Iqbal, ME telah memaparkan beberapa isu dalam
penawaran tenaga kerja di indonesia, beberapa isu tersebut adalah isu jaminan
sosial, isu outsourcing, isu upah, isu pengawasan pekerja, isu peradilan dan
isu kawasan ekonomi khusus.
Isu ketenagakerjaan selalu menarik untuk dikaji lebih
mendalam karena dengan disadari atau tidak pekerja selalu meminta sebuah
jaminan dalam pekerjaannya, ada tiga pilar kesejahteraan pekerja yaitu jaminan
pekerjaan, jaminan pendapatan dan jaminan sosial ( Iqbal :2012).
Jaminan
pekerjaan diharapkan mampu meningkatkan kepastian pekerja dalam sebuah
perusahaan, hal ini dapat membuat pekerja bekerja dengan tenang dan tidak
berfikir untuk menjadi pengangguran.
Jaminan
pendapatan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja, upah yang dibayarkan perusahaan
minimum harus sesuai dengan kebutuhan hidup minimum (KHM) pekerja, dengan
pendapatan yang pasti maka kelangsungan perekonomian pekerja dapat dipastikan.
Jaminan sosial
merupakan tindak lanjut dari adanya jaminan pendapatan, dengan adanya jaminan
sosial baik berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan maupun jaminan
pendidikan maka pekerja akan termotivasi untuk meningkatkan produktifitas
kerjanya. Selanjutnya kita coba analisis isu penawaran tenaga kerja di
indonesia satu persatu.
Isu jaminan
sosial berdasarkan Undang Undang Nomor 40 tahun 2004 yang mengamanahkan bahwa
jaminan sosial itu meliputi jaminan kesehatan seumur hidup untuk rakyat
indonesia termasuk didalmnya adalah kaum buruh, selain itu juga ada jaminan pensium seumur hidup
bagi pekerja formal.
Isu yang kedua
adalah isu tenaga pemborong, menurun Undang undang ketenagakerjaan tenaga kerja
outsourcing tidak diperbolehkan dalam proses produksi atau kegiatan utama
perusahaan, tenaga kerja outsourcing hanya boleh untuk spetugas keamanan,
petugas kebersihan, pengemudi, jasa makan, dan untuk yang lainnya memiliki
persyaratan yang ketat.
Tabel
Perbedaan Upah Pokok
wilayah
|
Status Hubungan Kerja
|
Paling Rendah
|
Paling Tinggi
|
Rata Rata
|
Kepulauan Riau
|
Tetap
|
1,000,000
|
4,642,500
|
1,477,740
|
Kontrak
|
921,000
|
3,800,000
|
1,196,833
|
|
Outsourcing
|
945,000
|
1,375,000
|
1,115,223
|
|
Jawa Barat
|
Tetap
|
920,000
|
3,000,000
|
1,531,822
|
Kontrak
|
825,000
|
1,800,000
|
1,264,664
|
|
Outsourcing
|
205,000
|
1,540,000
|
1,226,426
|
|
Jawa Timur
|
Tetap
|
750,000
|
1,500,000
|
1,059,320
|
Kontrak
|
816,000
|
1,230,000
|
985,662
|
|
Outsourcing
|
670,000
|
1,005,000
|
875,896
|
Sumber : Iqbal 2012
Kenyataan yang
terjadi di indonesia adalah terjadi penyimpangan
dalam penggunaan outsourcing (OS) tenaga kerja dan karyawan kontrak, yaitu
•
Semua
proses produksi menggunakan outsourcing dan karyawan kontrak
•
Upah
lebih kecil dari upah minimum (dipotong oleh agen penyalur tenaga kerja)
•
Tidak
mendapat dana pensiun dan uang pesangon (severance pay)
•
Tidak
ada asuransi kesehatan
•
Mudah
dipecat (putus hubungan kerja), kapan saja.
•
Kesejahteraan
yang didapat lebih rendah dari pekerja tetap (permanent worker)
•
Eksploitasi
terhadap pekerja outsourcing dan karyawan kontrak.
Tabel Besarnya
Komponen Upah yang Diterima
Jenis
Komponen Upah
|
Tetap
|
Kontrak
|
Outsourcing
|
Upah Kontrak
|
1393475
|
11996224
|
1151055
|
Premi Hadir / insentif
|
56249
|
53345
|
35898
|
T Masa Kerja
|
65178
|
55900
|
34000
|
T Jabatan
|
118206
|
101071
|
50429
|
T Transportasi
|
182235
|
187426
|
140826
|
T Keluarga
|
149156
|
50000
|
-
|
T shift
|
48610
|
64283
|
42092
|
T Perumahan
|
249000
|
214444
|
-
|
Uang Makan
|
142730
|
127726
|
83897
|
Lainnya
|
118874
|
106115
|
57008
|
Sumber : Iqbal 2012
Isu yang ketiga
adalah isu pengupahan, dimana upah yang diterima oleh tenaga kerja masih tidak
sesuai dengan kebutuhan hidup minimum pekerja, terkadang upah jauh dibawah KHM
terkadang sama dan terkadang juga lebih,
Tabel
Prosentase UMP terhadap KHM di Jakarta
Tahun
|
UMP
|
KHM
|
Prosentase
UMP terhadap KHM
|
||
Nilai
|
Pertumbuhan
|
Nilai
|
Pertumbuhan
|
||
1998
|
198,500
|
-
|
254,251
|
-
|
78.07245596
|
1999
|
231,000
|
0.164
|
351,263
|
0.381559955
|
65.76269063
|
2000
|
286,000
|
0.238
|
384,172
|
0.093687636
|
74.44582114
|
2001
|
426,250
|
0.490
|
426,000
|
0.108878315
|
100.0586854
|
2002
|
591,226
|
0.387
|
519,931
|
0.220495305
|
113.7123965
|
2003
|
631,554
|
0.068
|
746,749
|
0.436246348
|
84.57379923
|
2004
|
671,550
|
0.063
|
699,713
|
-0.062987697
|
95.97506406
|
2005
|
711,843
|
0.060
|
759,953
|
0.086092441
|
93.66934534
|
2006
|
819,100
|
0.151
|
815,056
|
0.072508431
|
100.4961622
|
2007
|
900,560
|
0.099
|
991,988
|
0.217079563
|
90.78335625
|
2008
|
972,604
|
0.080
|
1,055,275
|
0.063798151
|
92.16592831
|
2009*
|
970,501
|
-0.002
|
966,179
|
-0.084429177
|
100.4473291
|
2010*
|
1,050,497
|
0.082
|
1,045,346
|
0.081938233
|
100.4927555
|
2011*
|
1,130,493
|
0.076
|
1,124,513
|
0.07573282
|
100.5317858
|
2012*
|
1,210,489
|
0.071
|
1,203,680
|
0.070401143
|
100.5656819
|
2013*
|
1,290,485
|
0.066
|
1,282,847
|
0.065770803
|
100.5953945
|
2014*
|
1,370,481
|
0.062
|
1,362,014
|
0.061711958
|
100.6216529
|
2015*
|
1,450,477
|
0.058
|
1,441,181
|
0.058124953
|
100.6450265
|
Sumber : Iqbal 2012
Data Badan
Pusat Statistik mencatat gambaran upah di berbagai aspek dan tenaga kerja. Pada
tahun 2007 tercatat ada 97% pekerja di sektorformal menerima upah dibawah Rp.
2.000.000 per bulan (US $ 208). Upah Minimum rata – rata Nasional di Indonesia
tahun 2008 = Rp 747.244 per bulan (US $ 79). Upah minimum yang diterima pekerja
Indonesia (DKI Jakarta pada 2008) = Rp. 972.604 per bulan (US $ 101). Upah
Tiger wood untuk iklan Nike = US $ 5.000.000 satu kali tampil. Upah Artis
Indonesia untuk iklan TV = US $ 109.890 satu kali tampil.
Isu selanjutnya
adalah pengawasan tenaga kerja yang sangat lemah dengan diberlakukannya Otonomi
daerah membuat pengawasan tenaga kerja lemah, karena adanya pemisahaan
kekuasaan yang memaksa untuk memisahkan pengawasan secara parsial. Tenaga
pengawas tidak kompeten. Misal : dari dinas pemakaman. Uang suap dari pengusaha
nakal makin meraja lela/meningkat. Perlu dibentuk komite pengawasan perburuhan
tingkat Nasional, dibawah Presiden
Isu keempat
adalah peradilan untuk tenaga kerja yang tidak mendukung tenaga kerja. Biaya di
Labour Court mahal dan banyak mafia peradilan. Proses penyelesaian perkara
menjadi lama (satu perkara = 9 proses gugatan). Lokasi Labour Count sangat
jauh, sehingga saat sidang banyak yang tidak datang. Pekerja selalu kalah dalam
berselisih dengan pengusaha melalui labour Count karena pekerja kurang dana.
Isu yang
terakhir adalah Isu Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone / SEZ). Tahun
2009 adalah tahun yang menentukan dan penting bagi Batam, Bintan, Karimun dan
beberapa wilayah lain di Indonesia. Karena mulai tahun tersebut akan dibuat
Undang-undang kawasan ekonomi khusus (special economic zone / SEZ) yang
menjadikan tiga daerah tersebut sebagai proyak percontohan SEZ di Indonesia. Tetapi
belajar dari pengalaman di negara lain, seperti di China, India, Brazil,
Malaysia dan Vietnam, bahwa SEZ faktanya ditemukan efek negatip bagi
pekerja/buruh yaitu upah dibayar rendah, minimnya jaminan kesehatan, dan tidak
ada dana pensiun.
Sehingga
pekerja akan memperjuangkan dalam Undang-undang SEZ, bahwa seluruh perlindungan
untuk pekerja/buruh tetap berlaku. Memperjuangkan isi Undang-undang SEZ harus
memuat hal-hal mendasar, seperti pro serikat buruh, upah layak yang termasuk
pemberian jaminan sosial, serta tidak boleh ada out sourcing. (Iqbal :2012)
0 komentar: