PENDAHULUAN Himpunan Mahasiswa islam (Hmi) merupakan organisasi pengkaderan yang mengedepankan proses untuk terbinanya insan akademis...

Budaya Baca-Tulis-Diskusi untuk Ciptakan Insan Akademis-Pencipta-Pengabdi yang Loyal pada HmI dan NKRI


PENDAHULUAN
Himpunan Mahasiswa islam (Hmi) merupakan organisasi pengkaderan yang mengedepankan proses untuk terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala (Tujuan Hmi : Bab III Pasal 4 AD HmI). HmI telah berproses selama 71 tahun sejak berdirinya pada 14 Rabiul Awal 1366 H (atau 69 tahun pada kalender masehi) dan terus berproses untuk mewujudkan konsepan “Harapan Masyarakat Indonesia” yang pernah diucapkan Panglima Besar Jenderal Sudirman pada Milad pertama HmI 1948. Keseluruan konsep diatas merupakan Doa untuk kader HmI dalam berproses guna menjadi loyalis yang bermanfaat untuk HmI dan NKRI.
Era modernisasi telah mengubah karakter bangsa termasuk juga kader HmI, sehingga konsepan mulia untuk menjadi loyalis mulai bergeser dan ditinggalkan. Generasi muda abad 21 didominasi oleh generasi muda bergaya – Y, yaitu generasi muda kelahiran tahun 1981-1999 yang mengedepankan individualistik, bersifat mandiri dan kurang mementingkan kepakaran (Don Tapscott). Sehingga jelas organisasi akan kehilangan kader yang loyal karena kadernya lebih mementingkan aspek individualistik dan jauh dari kepakaran, oleh karena itu langkah kongkret untuk mengembalikan ruh kader insan cita yang loyal pada HmI dan NKRI sangat dibutuhkan. Strategi yang dapat diimplementasikan adalah menciptakan budaya baca, tulis, diskusi pada kader Hmi karena dengan membaca kita mengetahui dunia, dengan menulis kita diketahui dunia dan dengan berdiskusi kita bisa berbagi pada dunia. Konsep baca tulis diskusi menjadikan kader HmI bisa mengetahui kebutuhan HmI lalu berusaha dengan sunguh sungguh dan loyal untuk memenuhinya, dan pada nantinya keloyalan kader pada HmI akan terjadi pula pada bangsa Indonesia (NKRI).
PEMBAHASAN
Kader Loyalis dan Generasi Y
Generasi abad 21 terkenal sebagai generasi Y yang individualistic yang pada kehidupan organisasi lebih mengedepankan sikap oportunis daripada loyalis. untuk memperbaiki keadaan generasi Y tersebut maka pola kegiatan organisasi perlu lebih menekankan asas kebermanfaatan pribadi dan organisasi sehingga generasi Y ini akan berkontribusi secara aktif karena dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan selalu mengemas kebermanfaatan organisasi dengan label kebermanfaatan pribadi, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah forum belajar membaca bersama, kajian kepenulisan dan diskusi peradaban.
Strategi Baca – Tulis – Diskusi
Kebermanfaatan organisasi yang dikemas dengan label kebermanfaatan pribadi dapat dilakukan dengan kegiatan baca tulis dan diskusi. Membaca adalah jendela dunia, dimana dengan membaca seseorang akan mengetahui dunia secara pasti bukan hanya dalam imajinasi, membaca bukan hanya pada buku tapi juga pada kondisi masyarakat yang ada, dengan membaca maka kebutuhan di organisasi dan di masyarakat dapat kita ketahui kita akan menjadi generasi yang peka sosial.
Menulis membuat seorang bisa diketahui oleh dunia, secara mendasar tulisan kita adalah tulisan yang bersumber dari hasil bacaan kita, baik yang berasal dari buku ataupun dari kondisi masyarakat. Menulis mendekatkan langkah seorang untuk menjadi setia (loyal) pada organisasi yang ada, karena ketika seorang menulis dimana penulis dituntut untuk sabar, ikhlas dan berorientasi pada proses dan hal ini identik dengan seorang yang setia (loyal) dimana ia harus sabar dan ikhlas dalam berproses maka dari itu arahkan kader untuk menulis maka secara langsung atau tidak kader akan memiliki sifat sabar, ikhlas dan mengedepankan proses sehingga itu adalah benih karakter loyal pada organisasi.
Berdiskusi sama halnya dengan berbagi pada dunia, dengan berdiskusi maka kita dididik untuk berbagi gagasan kita pada orang dan legowo jika gagsan kita tidak diterima, berdiskusi adalah tahapan lanjutan untuk menjadi loyalis sejati karena setelah kita memahami kondisi dengan membaca dan memiliki sikap dasar seorang loyalis (sabar, ikhlas, dan berorientasi proses) maka selanjutnya kita membagikan pemahaman dan sikap loyalis kita pada kader lainnya, sehingga bukan individu saja yang loyal tapi keseluruan kader akan loyal dan inilah yang mengerakan HmI untuk menebar kebermanfaatan pada Agama dan Bangsa.
Terwujudnya Insan Cita
Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi bisa terwujud dari proses membaca, menulis dan berdiskusi, secara tidak langsung ketika kita membaca maka kita akan berproses menuju insan akademis yang cerdas dan bermoral. Menulis merupakan proses untuk menjadikan kader sebagai insan Pencipta karena dengan menulis maka dia bisa membuat karya atau ciptaan, dan berdiskusi ialah proses mewujudkan insan pengabdi yang suka berbagi dan memberi tanpa pamrih. Keseluruan proses baca, tulis, diskusi akan menciptakan insan cita yang sejati.

PENUTUP
Loyalitas Kader HmI yang intelektual dan Religious bisa diwujudkan dengan membaca, menulis dan berdiskusi yang berlandaskan nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Loyalitas kader HmI secara simultan akan menciptakan loyalitas pada NKRI karena HmI itu Keislaman – Keindonesian – Kemahasiswaan.

Yakinkan dengan Iman – Usahakan dengan Ilmu – Sampaikan dengan Amal.

0 komentar: